Rabu, 02 November 2016

Usaha Kecil Menengah di Kalangan Masyarakat

Usaha Kecil Menengah di Kalangan Masyarakat

1.1.Latar Belakang Masalah

Dizaman sekarang ini sulitnya mencari pekerjaan menyebabkan banyaknya pengangguran. Padahal pada zaman sekarang ini kebutuhan semakin lama semakin meninggi. Hal ini membuat orang berpikir bagaimana cara mendapatkan uang tanpa harus bekerja dengan seseorang. Dari sinilah timbul banyak nya masyarakat yang membuat usaha/bisnis kecil mereka sendiri atau bisa disebut Usaha Kecil Menengah (UKM). Dengan membuat usaha bisnis sendiri, banyak hal positif yang dapat diambil. Seperti contoh nya kita bisa menjadi lebih semangat untuk bekerja karna usaha yang dijalani sendiri terjadi atas modal yang kita keluarkan sendiri.

Setiap usaha yang dijalankan pasti ingin mengembangkan usahanya untuk lebih maju, baik itu usaha kecil-kecilan atau pedagang kaki lima ataupun usaha yang besar seperti restoran, cafe dan lain-lain. Usaha dalam bidang kuliner sekarang cukup menjanjikan, apalagi di Jakarta banyak tempat jualan yang strategis seperti di area perkantoran, sekolah, universitas, objek wisata dan sebagainya. 

Usaha dalam bidang kuliner juga menuntut kreatifitas dari penjual atau pengusaha kuliner dalam mengelola makanan yang akan dijual sehingga menarik minat konsumen untuk membeli. Tidak hanya itu saja, penjual juga harus memperhatikan kebersihan dagangan mereka.

Indonesia memiliki banyak makanan tradisional daerah yang menjadi ciri khas daerah-daerah di Indonesia dari sabang sampai merauke. Makanan tradisional indonesia ini juga merupakan aset bangsa indonesia yang perlu dilestarikan. Ini menjadi usaha yang cukup menjanjikan bagi para pencinta kuliner asli Indonesia. Selain melestarikan budaya Indonesia juga menjadi sumber penghasilan yang dapat menghidupi rumah tangga mereka.
Pedagang kaki lima atau wirausaha kecil yang menjual makanan tradisional Indonesia banyak ditemui dipinggir jalan, mangkal ditempat-tempat yang ramai ataupun berjualan keliling rumah-rumah penduduk. Mereka menggunakan gerobak dorong atau dipanggul dalam berjualan. Mereka adalah pedagang yang ulet dan sabar dalam mendapatkan pembeli dengan perjuangan yang jauh lebih besar dibandingkan dengan pengusaha restoran, cafe atau sejenisnya karena mereka memiliki keterbatasan modal.

1.2.Rumusan Masalah Dan Batasan Masalah
Mengingat luasnya ruang lingkup usaha dan banyaknya jenis makanan yang mereka jual. Kali ini saya akan mencoba meneliti salah satu usaha dari Pedagang Lontong Sayur yang ada di sekitar wilayah Stasiun Tanah Abang. Penelitian dengan tema Pedagang Lontong Sayur ini saya ambil karna dari segi usaha kecil, pedagang lontong sayur ini cukup sukses. Banyak orang kantoran yang memesan lontong sayur ini untuk sarapan pagi nya.
BAHASAN

1.1.        Pengertian Wirausaha

Wira Usaha adalah kemampuan untuk berdiri sendiri, berdaulat, merdeka lahir batin, sumber peningkatan kepribadian, suatu proses dimana orang mengajar peluang, merupakan sifat mental dan sifat jiwa yang selalu aktif, dituntut untuk mampu mengelola, menguasai, mengetahui dan berpengalaman untuk memacu kreatifitas.
menurut Wijandi (1996) ”Wirausahawan adalah Seseorang yang mempunyai sikap mental wiraswasta. Gambaran orang yang ideal karena kemampuannya untuk sukses dalam pemenuhan kebutuhan lahir dan batin seimbang, selaras dan serasi, baik dalam segi moral spiritual maupun dalam aspek kehidupan lainnya”.
Menurut Geoffrey G. Meredith ”Para wirausaha adalah orang-orang yang mempunyai kemampuan melihat dan menilai kesempatan bisnis, mengumpulkan sumber-sumber daya yang dibutuhkan guna mengambil keuntungan daripadanya dan mengambil tindakan yang tepat guna memastikan sukses”
Menurut Howard H.Stevenson, mengatakan ”Kewirausahaan merupakan suatu pola tingkah laku manajerial terpadu dimana merupakan upaya pemanfaatan peluang-peluang yang tersedia tanpa mengabaikan sumber daya yang dimilikinya”.
Menurut H. Leibenstein mendifinisikan entrepreneur sebagai seorang atau sekelompok individu yang memiliki karakteristik, mampu menggandengkan peluang-peluang menjadi pasar, mampu memperbaiki kelemahan pasar, bisa menjadi seorang input complementer, dapat menciptakan atau memperluas time bending dan input transforming entitities.

1.2.        Pengamatan Usaha kecil menengah

Banyak sekali contoh-contoh usaha kecil menengah yang dapat kita amati di sekitar kita.
Untuk kali ini saya akan mengambil contoh pengamatan saya mengenai usaha kecil lontong sayur yang lokasi nya berada di sekitar wilayah stasiun tanah abang. Ada beberapa point-point yang saya amati, yaitu :

1. Tempat

Pedagang Lontong Sayur ini menyediakan tempat untuk makan hanya dengan beberapa bangku kecil. Dengan lokasi di pinggir bahu jalan dan di dekat pohon. Pohon disini berfungsi sebagai peneduh, dikarenakan tidak ada nya atap/alat untuk menghalau sinar matahari. Kebersihan tempat sangat minim, ada beberapa sampah atau daun gugur yang sangat mengganggu penglihatan. Untuk digunakan sebagai tempat makan sudah pasti tidak layak, kita pun pasti tidak nyaman jika makan ditempat yang kotor apalagi tidak diesdiakan meja sama sekali.

2. Pelayanan

Dari segi pelayanan, si pedagang amat sangat ramah. Dari orang dewasa sampai anak kecil selalu disapa oleh nya. Terlebih lagi dia amat sangat murah senyum dan kepribadian nya baik. Terbukti dari banyak nya antrian pembelian yang panjang, tetapi orang-orang masih tetap menuggu dengan sabar. Bahkan saya sendiri pun rela menunggu/antri untuk bisa membeli lontong sayur ini. Adapun juga teh hangat gratis. Pedagang menyediakan teh hangat gratis bagi pembeli yang makan ditempat.

Setiap orang yang sudah membeli akan di ucapkan terima kasih. Walau pun abang lontong sayur ini sedang sibuk melayani, tetapi dia tetap akan mengucapkan terima kasih. Secara overall keramahan pedagang sangat baik, tetapi ada satu kekurangannya yaitu sdm/orang baru. Karna yang berjualan hanya 1 orang dan yang membeli sangat banyak, kadang pembeli harus rela antri untuk dapat membeli lontong sayur. Kursi yang disediakan pun tidak cukup untuk pembeli yang mengantri.

3. Product

Lontong sayur ini sangat enak. Terbukti dari banyak nya pembeli yang memesan lontong sayur disini. Sering kali orang yang membeli lontong sayur disini memesan lebih dari 1 porsi/bungkus. Bahkan ada beberapa kali yang memesan lebih dari 10 bungkus. Rasa dari lontong sayur ini memang sudah tidak diragukan lagi. Yang paling enak dari lontong sayur ini adalah kuah nya. Dari segi rasa sangat enak di lidah Indonesia. Asam, pedas , manis, gurih dll terasa khas pada kuah lontong sayur ini.

Yang menarik juga dari lontong ini adalah bentuk awal lontong nya. Lontong yang di siapkan oleh pedagang untuk berdagang 1 hari hanya 2-3 buah lontong saja. Eitss jangan mengira lontong yang dipakai adalah lontong kecil yang biasa dijual di jalanan. Lontong yang disiapkan pedagang adalah lontong besar yang panjang nya kira-kira 1 meter dan diameternya 10 cm lebih. 1 Lontong saja dapat memuat lebih dari 70 bungkus.

Dari segi harga pun amat sangat terjangkau. Jika membeli lontong dengan tambahan tahu, maka anda hanya perlu mengeluarkan uang sebesar Rp. 7.000,-. Dan jika ingin membeli lontong dengan tambahan Telur, maka anda hanya perlu mengeluarkan uang Rp. 10.000,-. Untuk ukuran lontong sayur yang dijual di pusat kota, tentu harganya terbilang murah. Tukang ojek disekitar sana pun kadang membeli sarapan nya disini karna harga nya murah.

4. Analisis Usaha Lontong Sayur

Asumsi :
1. Masa pakai gerobak 3 tahun.
2. Masa pakai perlengkapan lain-lain (piring, sendok, pisau dan panci) 4 tahun.
3. Usaha dijalankan sendiri menetap dilokasi sekitar Stasiun tanah abang.

a. Biaya Investasi
Pembuatan gerobak dorong Rp 1.000.000
Perlengkapan lain-lain :
Piring 2 lusin Rp 100.000
Sendok 2 lusin Rp 50.000
Pisau 2 buah Rp 15.000
Panci Besar 2 buah Rp 150.000
Toples 2 buah Rp 20.000
Bangku 10 buah Rp. 1.000.000
Perlengkapan lain-lain Rp 200.000
Total investasi Rp 2.535.000

b. Biaya Bahan Baku
Estimasi Penjualan Lontong Sayur perhari 100 porsi
Estimasi Bahan baku 40% dari harga jual
Menu :
Lontong sayur + Tahu             : 70 × Rp 2.800           = Rp 196.000
Lontong sayur Lengkap          : 30 x Rp. 4.000          = Rp.120.000
Total Pendapatan per hari                                          = Rp. 316.000

Total Pendapatan per bulan Rp.316.000 x 20 hari = Rp. 6.320.000

c. Penerimaan perbulan

Estimasi Penjualan Lontong Sayur perhari 100 porsi

Menu :
Lontong sayur + Tahu             : 70 × Rp 7.000           = Rp 490.000
Lontong sayur Lengkap          : 30 x Rp. 10.000        = Rp.300.000
Total Pendapatan per hari                                          = Rp. 790.000

Pendapatan lontong sayur perbulan Rp 960.000 × 20 hari Rp 15.800.000

d. Keuntungan perbulan
Keuntungan : Total Pendapatan – Total Biaya Bahan Baku

Rp. 15.800.000 – Rp. 6.320.000 = Rp. 9.480.000


KESIMPULAN

Berwirausaha menjual lontong sayur cukup menguntungkan jika lokasi usaha berada di tempat yang strategis seperti contoh pedagang lontong sayur diatas yang menetap berjualan di lokasi sekitar stasiun tanah abang. Ditambah dengan pelayanan yang baik dan taste product yang enak menambah nilai penting pada suatu usaha. Dengan investasi yang tidak terlalu tinggi tetapi dengan omset yang melebihi nilai investasi.


Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, untuk pedagang lontong sayur diatas sebaiknya mencari sdm baru untuk membantu pedagang/owner longtong sayur dalam melayani/menyajikan makananya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar