Rabu, 20 Desember 2017

Contoh Koperasi Sukses di Indonesia

Koperasi Setia Bhakti Wanita

    Koperasi Setia Bhakti Wanita ada sejak 30 Mei 1978. Awal mula berdirinya koperasi ini berasal dari kegiatan arisan ibu-ibu rumah tangga berjumlah 35 orang. Dengan iuran sebesar Rp 2.000 per orang setiap bulan, arisan itu terus berjalan dan berkembang menjadi usaha simpan pinjam. Sejak tahun 1980, Koperasi Setia Bhakti Wanita dinilai sebagai koperasi dengan kinerja sangat bagus. “Sistem tanggung renteng” menjadi landasan pokok keberhasilan Koperasi Setia Bhakti Wanita. Bentuk tanggung renteng dari sistem ini adalah jika ada anggota tidak membayar, maka tanggungan akan menjadi tanggung jawab seluruh anggota. Menurut Mutis (2001) Partisipasi anggota merupakan unsur utama dalam memacu kegiatan dan untuk mempertahankan ikatan pemersatu di dalam koperasi. Dengan sistem tanggung renteng, Koperasi Setia Bhakti Wanita mampu menekan kredit macet hingga 0 %. Pola ini merupakan sistem tanggung bersama dengan sifat kekeluargaan dan kebersamaan yang sangat kental sesuai dengan ciri khas koperasi.
    Dari kondisi modal fisik, pada Koperasi Setia Bhakti Wanita terjadi peningkatan. Modal awal pada tahun 1978 tidak lebih dari 1 juta rupiah, meningkat menjadi lebih dari 100 miliar rupiah pada tahun 2007. Kantor awal Koperasi Setia Bhakti adalah garasi salah seorang pendiri, sekarang telah pindah ke gedung berlantai dua di atas tanah seluas 1.400 meter persegi milik sendiri. Hal ini membuktikan peningkatan asset pada usaha Koperasi Setia Bhakti Wanita. Dari usaha simpan pinjam yang bersifat arisan ibu-ibu itu kemudian berkembang menjadi unit-unit usaha, di antaranya unit simpan pinjam, toko swalayan dan usaha kecil menengah lainnya. Koperasi Setia Bhakti Wanita juga menyisihkan 2,5% dari sisa hasil usaha sebagai bentuk kepedulian terhadap masyarakat miskin. Dana ini dikelola oleh TIM Setia Bhakti Wanita Peduli, sedangkan penyaluran dapat berbentuk santunan, pemberdayaan dan beasiswa untuk siswa SD hingga SMA.
    Anggota koperasi pada awalnya berjumlah 35 orang telah berkembang menjadi 2.913 orang di tahun 1984. Perkembangan yang pesat itulah kemudian menuntut adanya perubahan anggaran dasar. Jangkauan pun diperluas mencakup wilayah kerja Surabaya Timur. Pada tahun 1988 jumlah anggota terus bertambah hingga mencapai 3.431 orang, yang terbagi dalam 270 kelompok, dan tersebar di 11 kecamatan dalam wilayah Kotamadya Surabaya (seluruhnya ada 19 kecamatan). Keberhasilan Koperasi Setia Bhakti Wanita dalam menggarap anggota koperasi dinilai sangat baik. Keberhasilan ini membuktikan bahwa manajmen koperasi yang diterapkan koperasi berjalan suskes.
     Manajemen organisasi yang dibangun Koperasi Setia Bhakti Wanita  ini sangat efektif karena didukung oleh sistem nilai yang dibangun bersama (akan diuraikan lebih lanjut pada bagian socio-cultural capital). Organisasi Koperasi Setia Bhakti Wanita juga berjalan secara transparan yang selalu disampaikan dan dimusyawarahkan bersama anggota, baik dalam bentuk pertemuan kelompok, temu wicara, atau dalam rapat resmi setiap tahun. Setiap anggota bisa memberikan masukan atau sanggahan jika ada sesuatu yang dinilai kurang pas. Komunikasi organisasi yang ada terbukti berhasil mempertahankan rasa kepemilikan dan kepedulian anggota terhadap Koperasi.


DAFTAR PUSTAKA

Adnan, R. S. 2014. Kekuatan Kapital-Kapital Kelembagaan: Belajar dari Dua Koperasi Sukses. journal.ui.ac.id di unduh tanggal 20 Desember 2017


Mutis, Thoby. 1992. Pengembang Koperasi. Jakarta: Grasindo


Setyaningrum, Maria Erra. 2013. Pengaruh Partisipasi Anggota dan Pelayanan Kredit terhadap Keberhasilan Usaha Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Kopekoma Kota Magelang. journal.unnes.ac.id di unduh tanggal 20 Desember 2017


Keunggulan Koperasi dibandingkan Perusahaan Terbatas (PT)

Keunggulan Koperasi dibandingkan Perusahaan Terbatas (PT)

     Wirausaha koperasi menurut Rofke (1995) adalah usaha atau perilaku koperasi untuk mengembangkan diri . Koperasi akan berkembang dan menyebar apabila para anggota mendapat manfaat yang lebih besar dari koperasi dibanding manfaat dari non koperasi. Hal ini dapat disebut sebagai keunggulan koperasi. Keunggulan koperasi ini akan terbukti, jika dapat mengatasi persaingan dengan non koperasi, atau diperoleh karena partisipasi anggota koperasi. Menemukan keunggulan koperasi ini adalah tugas wirausaha koperasi.
     Koperasi memiliki keunggulan yang melekat pada jati diri koperasi dibandingkan dengan badan usaha lain. Keunggulan tersebut di adalah economic scale (skala ekonomi), bargaining position (daya tawar), competition (daya saing), interlinkage market (hubungan antar pembeli), participation (partisipasi), transaction cost (biaya transaksi), dan uncertainty (ketidakpastian). Keunggulan pada skala ekonomi diartikan sebagai suatu tingkatan efisiensi yang tinggi karena kegiatan produksi koperasi mendekati atau mencapai kapasitas maksimal. Pada keunggulan daya tawar didapatkan koperasi jika anggota koperasi yang berprofesi sama mampu menyatukan diri dalam berbagai kegiatan. Pada daya saing didapatkan karena koperasi berada pada skala ekonomi yang ekonomis. Dalam konteks hubungan antar pembeli, koperasi mempunyai keunggulan dibandingkan dengan perusahaan non-koperasi karena koperasi terhindar dari sistem ijon dan rentenir. Dalam prinsip partisipasi, seorang anggota koperasi sudah seharusnya membiayai koperasi miliknya dengan memberikan kontribusi keuangan dalam bentuk simpanan pokok, wajib, sukarela,dan (bila perlu) melalui usaha pribadinya.Asumsi ketidakpastian dapat terwujud jika koperasi benar-benar menjadikan anggotanya sebagai kekuatan utama sebagaimana jati diri koperaso, yaitu berwatak sosial dan ekonomi.
     Koperasi dapat memanfaatkan tujuh keunggulan koperasi dalam persaingan pasar agar mendapatkan menfaat besar bagi para anggota koperasi. Manfaat didapatkan untuk terpenuhinya sasaran koperasi. Koperasi harus mampu berperan secara aktif sebagai gerakan ekonomi dan sebagai badan usaha. Dapat dipastikan jika koperasi tidak berperan aktif, maka koperasi tidak akan mampu menghadapi pasar dan bersaing dengan badan usaha lainnya.  Koperasi juga tidak akan mampu memberikan pelayanan kepada para anggota koperasi jika tidak berperan aktif.

Daftar Pustaka

Ropke. 1995. Manajemen Strategi Untuk Koperasi dan Organisasi. Swadaya Bandung. IKOPIN


Tanjung M. Azrul. 2017. Koperasi dan UMKM sebagai Fondasi Perekonomian Indonesia. Erlangga


U Manzilatusifa. 2006. EDUCARE jurnal.fkip.unla.ac.id

Struktur Organisasi Koperasi

Struktur Organisasi Koperasi

          Struktur Organisasi menurut Etzioni (1985) adalah berbagai distribusi kekuasaan antara berbagai posisi yang terdapat dalam satu organisasi, struktur suatu organisasi menggambarkan bagaimana organisasi itu mengatur dirinya sendiri (membagi tugas), bagaimana mengatur hubungan antar orang dan antar kelompok. Organisasi pada koperasi memiliki beberapa kekuasaan yang diatur pada struktur organisasi koperasi. Struktur organisasi koperasi dibagi menjadi 3 perangkat bagian, yaitu rapat anggota pengurus dan pengawas. Rapat anggota memiliki unsur kedudukan tetrtinggi. Rapat anggota pada organisasi koperasi memiliki kekuasaan dan tugas tersendiri. Kekuasaan rapat anggota dalam memilih dan memberhentikan pengurus dan pengawas serta menetapkan pembagian sisa hasil usaha {SHU). Sedangkan tugas rapat anggota adalah Membahas dan mengesahkan pertanggung jawaban Pengurus dan Pengawas untuk tahun buku yang bersangkutan, membahas dan mengesahkan rencana kerja dan RAPB tahun buku berikutnya dan Membahas dan menetapkan AD, ART dan atau pembubaran Koperasi.
          Pada perangkat bagian pengurus, mereka bertanggung jawab kepada Rapat Anggota mengenai pelaksanaan tugas kepengurusan setiap tahun buku yang disajikan dalam Laporan Pertanggung jawaban tahunan. Jumlah Pengurus minimum adalah tiga orang, yang terdiri dari Ketua, Sekretaris dan Bendahara. Tugas ketua pengurus adalah bertugas mengkoordinasikan kegiatan seluruh anggota pengurus dan menangani tugas pengurus yang berhalangan, memimpin rapat dan mewakili koperasi didalam dan diluar pengadilan. Untuk tugas Sekretaris pengurus adalah melakukan pembinaan dan pengembangan dibidang kesekretariatan, keanggotaan dan Pendidikan. Sedangkan tugas untuk bagian bendahara pengurus adalah mengelolan keuangan (menerima, menyimpan dan melakukan pembayaran), membina administrasi keuangan dan pembukuan.
          Pada perangkat bagian pengawas, mereka melakukan pengawasan atas pelaksanaan kebijaksanaan Pengurus sesuai dengan Keputusan Rapat Anggota. Sama seperti pengurus, Jumlah Pengawas minimum adalah tiga orang atau sesuai dengan AD Koperasi. Unsur Pengawas terdiri Ketua merangkap anggota, Sekretaris merangkap anggota dan Anggota. Pengawas bertugas melakukan Pengawasan dan Pemeriksaan sekurang-kurangnya tiga bulan sekali atas tata kehidupan Koperasi yang meliputi Organisasi, Manajemen, Usaha, Keuangan, Pembukuan dan kebijaksanaan Pengurus. Pengawas juga berwenang melakukan pemeriksaan tentang catatan dan atau harta kekayaan koperasi.

Daftar Pustaka

A Etzioni. 1985. Journal of Behavioral Economics. North-Holland


Sari, A. R. 2005. Manajemen Koperasi. staffnew.uny.ac.id Diunduh tanggal 20 Desember 2017


Subandi. 2010.Ekonomi Koperasi (Teori dan Praktik). Alfabeta


Modal Koperasi

Modal Koperasi

    Modal koperasi merupakan dana yang akan digunakan untuk melakukan kegiatan-kegiatan usaha koperasi yang dimanfaatkan sehingga koperasi dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas kinerjanya. Koperasi sebagai badan usaha tentu memerlukan modal yang cukup agar mampu bersaing dengan usaha-usaha lain diluar koperasi. Modal umum pada koperasi berasal dari iuran para anggota koperasi. Dalam perkembangan koperasi, modal dapat berasal dari pinjaman anggota sendiri atau diluar anggota seperti perbankan. Hal ini berdasarkan UU No. 25 tahun 1992 tentang perkoprasian, modal koperasi terdiri dari modal sendiri dan modal pinjaman.
    Modal sendiri pada koperasi merupakan modal yang menanggung resiko atau disebut modal ekuiti. Modal sendiri dapat berasal dari simpanan pokok, simpanan wajib, dana cadangan dan hibah dari anggota atau masyarakat. Simpanan pokok adalah sejumlah uang yang wajib dibayarkan oleh anggota kepada koperasi pada saat masuk menjadi anggota.Simpanan wajib adalah sejumlah simpanan tertentu yang tidak harus sama yang wajib dibayar oleh anggota koperasi dalam waktu dan kesempatan tertentu dan simpanan wajib tidak dapat diambil kembali selama menjadi anggota koperasi. Dana cadangan adalah sejumlah uang yang diperoleh dari penyisihan sisa hasil usaha, yang dimaksudkan untuk memupuk modal sendiri dan untuk menutup kerugian koperasi bila diperlukan. Hibah pada koperasi adalah pemberian harta kekayaan dari seseorang yang berupa kebendaan, baik yang bergerak atau tetap.
    Modal pinjaman pada koperasi dapat diperoleh dari anggota atau calon anggota yang memenuhi syarat. Pinjaman juga dapat diperoleh dari koperasi lain yang didasari dengan perjanjian kerjasama. Pinjaman dari bank juga dapat digunakan berdasarkan ketentuan berlaku. Koperasi juga dapat mengeluarkan obligasi guna mencari tambahan modal. Sumber sah lain dapat didapatkan dari pemberian saham kepada koperasi oleh perusahaan berbadan hukum.


Daftar Pustaka

Subandi. 2010.Ekonomi Koperasi (Teori dan Praktik). Alfabeta

Selasa, 19 Desember 2017

Koperasi di Indonesia

Koperasi di Indonesia

Koperasi di Indonesia sudah berkembang pada abad ke-20. Awal perkembangan koperasi di Indonesia digerakan oleh organisasi sosial dan politik, seperti boedi oetomo, pemerintahan dan kelompok masyarakat sebagai bagian dari masyarakat sipil. Pergerakan yang dilakukan oleh organisasi sosial dan politik pada saat itu masih belum dapat menjadikan koperasi sebagai organisasi usaha yang berhasil karena kurang pengetahuan mengenai pengelolaan koperasi. Kekurangan ini disadari oleh pemerintah yang kemudian berusaha untuk membantu dengan membuat undang-undang dan peraturan serta kegiatan pembinaan. Usaha tersebut dituangkan dalam undang-undang No. 14 tahun 1965.


Pada masa pemerintahan orde baru terjadi perubahan peranan pemerintahan dalam perkembangan koperasi. Pemerintah melakukan reformasi organisasi koperasi melalui UU No. 12/1967. Dengan berlakunya Undang-undang ini, semua koperasi wajib menyesuaikan diri. Keharusan menyesuaikan diri dengan undang-undang tersebut mengakibatkan penurunan jumlah koperasi sebesar 49.000 koperasi. Pada tahun 1992, Undang-undang No. 12/1967 tersebut disempurnakan dan diganti menjadi Undang-undang No. 25/1992 tentang perkoprasian.

Ibu pergi ke Pasar

Ibu pergi ke pasar. Sampai di depan pasar, ibu membeli ayam dan daging sapi. Setelah itu, ibu
S        P      K                            K                   S        P                   O                            K            S
berjalan ke arah dalam pasar. Sampai di area dalam pasar, ibu membeli sayur dan bumbu rempah.
       P                    K                                     K                        S        P                    O
Ibu membayar sejumlah Rp. 15.000 untuk pembelian sayur dan bumbu rempah. Setelah berbelanja di 
   S         P                         K                                        O                                                     K                 
pasar, ibu pulang ke rumah.
             S       P         K

Senin, 18 Desember 2017

Ekonomi di Indonesia

Ekonomi di Indonesia

Ekonomi di Indonesia di tahun 2017 pada kuartal ke III tumbuh 5.06 %. Pertumbuhan
           S                                             K                                               P                          
ekonomi sebesar 5,06 %  terjadi akibat adanya kenaikan pada beberapa komponen 
               S                                                            P                          O
ekonomi. Komponen ekonomi pada sektor investasi tumbuh sebesar 7,11 %. Pada tingkat 
                                                S                                                  P                            S
7,11% merupakan pencapaian  tertinggi untuk beberapa tahun terakhir. Kenaikan di sektor 
                                                      K                                                                         P       
investasi membuktikan bahwa meningkatnya kepercayaan para pelaku usaha untuk 
                                                                 K
berinvestasi terhadap Indonesia.
                                


Ekonomi di Indonesia mempunyai beberapa sektor yang mendukung pertumbuhan 
                S                                                      K                                         P         
ekonomi kuartal ke III. Seluruh komponen Produk Domestik Bruto (PDB) pengeluaran 
                      O                                               S                                                
tumbuh positif. Pertumbuhan tertinggi berasal dari ekspor sebesar 17,27 persen
        P                         S                               K
Sedangkan, investasi yang tercermin dengan Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) 
                          S                                                           P
tumbuh 7,11 persen. Sementara, konsumsi Rumah Tangga (RT) meningkat 4,93 persen
                                                                       S                                       P
serta konsumsi pemerintah yang paling rendah pertumbuhannya, yaitu 3,46 persen.
                      S                                                                       P